Dalam Kitab Injil banyak menyebutkan istilah atau predikat tentang keberadaan orang yang percaya Tuhan, sebutan-sebutan tersebut dipakai berdasarkan fungsi dan kegunaan pada konteks masing-masing. Adapaun istilah-istilah tersebut antara lain: orang percaya disebut sebagai anak-anak Allah, sahabat Kristus, domba-domba Allah, mempelai Kristus, umat Allah, hamba Kristus, gereja yang kudus, tubuh Kristus, dan sebagainya. Semua sebutan tersebut menunjukkan identitas serta tugas dan tanggungjawab kita sebagai orang yang percaya Kristus. Walaupun istilah dan sebutan bagi kita sebagai orang percaya Tuhan sangat banyak, namun dalam artikel SK ini saya akan memberikan pejelasan tentang diri orang percaya sebagai ”Hamba Kristus”.
Ungkapan kata hamba dalam Alkitab sangat banyak disebutkan, bahkan dari Kitab Perjanjian Lama hingga Perjanjian Barupun istilah kata ini banyak digunakan. Namun demikian, dari sekian banyak kata hamba yang disebutkan oleh Alkitab, pada umumnya hanya dua istilah yang dipakai dalam Alkitab, yaitu kata doulos dan kata huperetes.
ISTILAH HAMBA DALAM ALKITAB
- Doulos (Budak Rumahan)
Roma 1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
Menurut arti kata sesungguhnya kata “hamba/doulos” berarti budak belian atau budak rumahan. Budak ini diperoleh dari hasil transaksi jual beli di sebuah pasar budak, sebab tradisi yang berlaku pada saat itu seorang budak dapat diperjual belikan di pasar dengan harga sesuai umur dan masa produktifitasnya. Jika budak tersebut masih muda dan sangat produktif (masih memili kekuatan tenaga untuk bekerja) maka harganya akan lebih jauh tinggi bila dibandingkan budak yang sudah tua atau budak yang sedang sakit. Budak-budak yang diperjualbelikan di pasar itu biasanya mereka disusun berbaris di sepanjang jalan pasar, dengan telinga yang ditindik sebelah kiri dan diberi tulisan nama pemilik yang digantungkan dileher budak tersebut.
Budak-budak yang dibeli di pasar adalah menjadi hak milik pembeli seutuhnya dengan ditandai adanya surat kepemilikan budak. Selanjutnya budak-budak tersebut dipekerjakan di kebun, menjaga ternak, mengerjakan pekerjaan rumah, melayani tuannya tanpa henti, itulah sebabnya disebut sebagai budak rumahan. Seorang budak tidak memiliki hak sedikitpun atas hidupnya, sebab hidupnya adalah sepenuhnya milik dari tuan atau majikannya, sehingga jika suatu kali seorang budak telah melakukan pelanggaran yang disengaja atau tidak maka budak tersebut bersiap untuk menerima hukuman. Hukuman yang diberikan bisa berupa cambuk, pukulan, pemenggalan kaki atau tangan, atau bahkan hukuman mati, dalam hal ini seorang budak tidak memiliki sedikitpun hak untuk dapat membela diri sendiri. Satu hal lagi yang paling mengenaskan adalah apabila budak-budak tersebut sudah tua atau tidak lagi produktif, maka budak-budak tersebut akan dibunuh oleh tuannya untuk digunakan sebagai penghangat kaki pada saat musim dingin yaitu dengan cara dibelah perutnya kemudian kaki tuannya dimasukkan kedalam perut yang terbelah tersebut.
Apa yang menjadi upah seorang budak? Seorang budak hanya mendapatkan upah berupa makanan dan minuman untuk memulihkan kekuatannya yang setalah sepanjang hari bekerja keras, seorang budak tidak mendapatkan upah lain selain dari pada itu walaupun pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan sangatlah berat. Jadi yang menjadi upah utama budak adalah jika budak tersebut dibiarkan tetap tinggal hidup bersama tuannya.
- Huperetes (Budak Yang Ditugaskan Untuk Mengayuh Kapal Perang)
1Korintus 4:1 Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
Dalam tradisi Yunani kuno dijumpai istilah kata “huperetes” yaitu mereka adalah kawanan atau kumpulan budak yang memiliki status kehinaan yang sama dengan istilah “doulos” namun memilki peranan yang berbeda. Jika “doulos” disebut dengan istilah budak rumahan, berbeda halnya dengan “huperetes” yang disebut dengan istilah pengayuh kapal perang.
Selain layar pada sebuah perahu atau kapal perang untuk menggerakkan kapal, terdapat juga penggerak lain yang mendorong kapal tersebut untuk dapat berjalan yaitu pasukan pangayuh kapal yang ditempatkan pada dek paling bawah sebuah kapal, mereka adalah para budak yang mengayuh dayung dengan kaki terikat ranti yang menempel pada kapal tersebut, sehingga tidak dapat pergi kemana saja melainkan hanya duduk ditempat mendayung kapal. Para pengayuh dayung kapal itulah yang sebenarnya disebut dengan istilah “huperetes”. Pekerjaan utama budak pengayuh kapal hanya satu yaitu mengayuh kapal sampai dia mati, dia terus menerus mengayuh dayung walau tanpa mengetahui tujuan kapal tersebut karena dia berada di suatu tempat yang sangat tertutup di bagian kapal paling bawah, jika suatu ketika kapal yang ditumpangi tenggelam, maka mati jugalah para budak pengayuh tersebut sebab tubuhnya terikat rantai yang memaksa dia harus tetap tinggal di tempat itu. Dengan demikian hidup budak pengayuh dayung kapal ini sangat ditentukan oleh tuannya, jika tuannya menghendaki para budak mati didalam kapal maka matilah mereka di situ, jika tuannya masih membutuhkan dia untuk hidup maka hiduplah dia.
Pada bagian ke-2 kita akan membahasa bagaimana “Implikasinya bagi orang percaya”